PKB Turunkan Kekuatan Nahdliyin, Siap Menangkan Udin–Dessy di Pangkalpinang

PANGKALPINANG – Mesin politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mulai dipanaskan untuk menyambut Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025. Salah satu manuver strategis yang dilakukan adalah dengan menurunkan kekuatan penuh dari basis utama partai: kalangan Nahdliyin.
Langkah ini dilakukan demi memenangkan pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Saparudin (Prof Udin) dan Dessy Ayutrisna.
Hal itu ditegaskan oleh Sekretaris DPW PKB Bangka Belitung, Agam Dliya Ul-Haq, saat menghadiri pertemuan politik bersama Prof Udin pada Minggu, 20 Juli 2025.
Dalam pernyataannya, Agam menekankan bahwa PKB tidak akan setengah hati dalam mendukung pasangan yang dikenal memiliki karakter merakyat dan dekat dengan kalangan pesantren serta UMKM tersebut.
“Kami di PKB percaya bahwa kekuatan Nahdliyin adalah kekuatan besar yang jika digerakkan secara masif dan terstruktur, akan sangat menentukan arah kemenangan. Dan untuk Pilkada ini, seluruh kekuatan itu akan kami kerahkan demi kemenangan Prof Udin dan Cece Dessy,” kata Agam.
Ia menjelaskan bahwa komunitas Nahdliyin yang terdiri dari warga NU, pengurus masjid, tokoh agama, serta berbagai paguyuban kultural seperti Paguyuban Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Ikatan Keluarga Madura, merupakan kekuatan sosial yang telah terbukti solid dalam kontestasi politik sebelumnya.
“Dari struktur kultural inilah suara-suara akar rumput tumbuh. Dan kami melihat pasangan Prof Udin dan Cece Dessy sebagai figur yang mampu menyentuh dan diterima oleh komunitas ini. Komunikasi mereka cair, rendah hati, dan menyentuh kebutuhan rakyat,” jelasnya.
Tak hanya menjanjikan dukungan politik, PKB juga membawa sejumlah aspirasi masyarakat, terutama dari kalangan pelaku UMKM, yang diharapkan bisa menjadi prioritas pasangan Udin–Dessy jika terpilih.
Salah satu isu yang disorot adalah tingginya tarif pajak reklame di Kota Pangkalpinang, yang disebut-sebut mencapai 20 persen dan sangat membebani pelaku usaha kecil.
“Bayangkan, untuk usaha kecil yang baru mulai, pajak sebesar itu tentu sangat memberatkan. Padahal mereka inilah tulang punggung ekonomi lokal. Pemerintah seharusnya hadir bukan untuk membebani, tapi mempermudah,” kata Agam.
Selain itu, Agam juga menyoroti soal padatnya jadwal bazar dan mahalnya sewa lapak, yang membuat banyak pelaku UMKM merasa dipinggirkan. Menurutnya, perlu ada penataan ulang sistem ekonomi rakyat agar lebih inklusif dan berkeadilan.
“Kami yakin, Prof Udin dan Cece Dessy punya niat baik dan kemampuan untuk membenahi ini semua. Kami ingin pemimpin yang tidak hanya punya ide, tapi juga peka terhadap realitas sosial,” ujarnya.
PKB juga menyatakan bahwa seluruh struktur partai dari tingkat kota hingga kelurahan akan mulai bergerak, menyosialisasikan pasangan ini secara masif, baik melalui pendekatan dakwah, kegiatan sosial, hingga pertemuan kultural.
“Kami punya pola gerakan yang sudah terbukti. Pendekatan kami berbasis silaturahmi dan nilai, bukan sekadar pencitraan. Dan Prof Udin cocok dengan pola itu—figur akademisi dan ulama yang berpikir strategis tapi tetap membumi,” tutur Agam.
Di akhir pernyataannya, Agam menyampaikan optimisme bahwa dengan dukungan PKB, pasangan Udin–Dessy mampu mengulang kemenangan dan membawa Pangkalpinang
ke arah yang lebih baik.
“Kami tidak hanya ingin menang, tapi juga ingin perubahan. Insya Allah, di bawah kepemimpinan Prof Udin dan Cece Dessy, Pangkalpinang akan menjadi kota yang adil, harmonis, dan maju bersama rakyat,” pungkasnya.(RI)





