Lapak Sepi, Sewa Berat: Prof. Udin Siapkan Solusi untuk Pedagang Kecil Pasar Rumput Pangkal Balam

PANGKALPINANG — Calon Wali Kota Pangkalpinang, Prof. Saparudin Masyarif atau yang akrab disapa Prof. Udin, kembali menunjukkan komitmennya untuk membela kepentingan rakyat kecil.
Pada Selasa (21/7/2025), Prof. Udin melakukan blusukan ke Pasar Rumput, yang terletak di Jalan Laksamana Malahayati, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Pangkal Balam, Kota Pangkalpinang.
Pasar Rumput merupakan salah satu pasar tradisional yang sudah cukup lama beroperasi, namun kini kondisinya memprihatinkan. Banyak kios terlihat tutup, sebagian lapak kosong, dan suasana pasar tampak lesu. Inilah yang mendorong Prof. Udin datang langsung untuk menyerap aspirasi pedagang secara tatap muka.
“Kita menyapa seperadik kita pedagang di Pasar Rumput, tapi ini rumputnya banyak yang mati. Artinya, banyak toko yang tutup. Ini menunjukkan bahwa ekonomi kita masih lemah, belum bangkit,” ujar Prof. Udin dengan nada serius saat berbincang dengan para pedagang.
Dari hasil pengamatannya, sekitar 30 persen lapak di pasar ini tidak lagi beroperasi. Banyak pedagang mengaku kesulitan bertahan karena rendahnya daya beli masyarakat. Belum lagi beban sewa kios yang dianggap berat di tengah kondisi pasar yang sepi pengunjung.
“Keluhan utama mereka adalah soal sewa kios. Banyak yang belum mampu bayar. Mereka lebih memilih skema sewa harian, karena penghasilan mereka tidak tentu. Tapi sampai sekarang belum ada keputusan jelas dari pihak pengelola atau pemerintah,” katanya.
Para pedagang menyampaikan langsung kepada Prof. Udin bahwa mereka sebenarnya ingin tetap bertahan berjualan, namun sistem sewa bulanan atau tahunan membuat mereka semakin terbebani. Mereka berharap pemerintah bisa menghadirkan kebijakan yang lebih fleksibel dan berpihak pada kondisi riil mereka.
Mendengar hal itu, Prof. Udin langsung merespons dengan solusi konkret.
“Kalau mereka maunya harian, ya kita buat harian. Jangan dipaksa ikut sistem yang mereka tidak sanggup. Pemerintah harus menyesuaikan dengan realitas lapangan. Saya siap fasilitasi solusi yang adil, realistis, dan berpihak kepada pedagang kecil,” tegasnya.
Selain persoalan sewa, Prof. Udin juga menyoroti kondisi fisik pasar yang menurutnya sudah memadai, namun perlu dibenahi secara estetika dan kebersihan agar lebih menarik pembeli.
“Sarana prasarana pasar ini sebenarnya sudah layak. Tapi perlu ditata ulang, dibersihkan, dan dihidupkan kembali. Pasar yang rapi dan nyaman akan menarik lebih banyak pembeli,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah tidak hanya cukup membangun infrastruktur pasar, tetapi juga harus memastikan aktivitas ekonomi di dalamnya bisa tumbuh dan berkembang.
Karena itu, ke depan, jika terpilih menjadi Wali Kota, ia akan fokus pada:
Revitalisasi pasar tradisional,
Sistem sewa kios yang adil dan terjangkau,
Promosi pasar agar kembali ramai pengunjung,
Fasilitasi modal dan pelatihan bagi pedagang kecil.
“Pasar tradisional seperti ini adalah simbol kehidupan ekonomi masyarakat bawah. Jika pasar mati, maka ekonomi rakyat ikut mati. Kita harus hidupkan kembali ekonomi kota dari bawah, dari pasar-pasar rakyat,” tutupnya.
Kunjungan Prof. Udin ke Pasar Rumput bukan hanya sekadar seremonial, tetapi merupakan bagian dari komitmennya untuk menata ulang ekonomi kerakyatan Kota Pangkalpinang.
Dengan pendekatan langsung ke lapangan dan kepekaan terhadap masalah riil masyarakat, Prof. Udin membawa harapan baru bagi pedagang kecil yang selama ini merasa kurang didengar.





