Bangka SelatanBerita

Tim Forensik Polda Babel dan Sat Reskrim Polres Bangka Selatan Autopsi Jenazah Korban Dugaan Bullying

BANGKA SELATAN – Upaya pengungkapan kebenaran dalam kasus dugaan bullying seorang pelajar di Bangka Selatan memasuki tahap penting.

Tim Forensik dari Biddokkes Polda Kepulauan Bangka Belitung bersama Sat Reskrim Polres Bangka Selatan melaksanakan proses autopsi terhadap jenazah korban yang sebelumnya telah dimakamkan.

Proses penggalian dan autopsi dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat dan mendapat pengawalan ketat dari puluhan personel Polres Bangka Selatan. Pengamanan ini dilakukan demi menjaga ketertiban serta mengantisipasi potensi gangguan selama jalannya proses yang sangat sensitif tersebut.

Autopsi dipimpin langsung oleh dr. Suroto, dokter forensik dari Polda Babel yang didampingi oleh dr. Yogi dari tim DVI, serta turut hadir pejabat KBO Reskrim, Kanit PPA, dan Kasi Humas Polres Bangka Selatan.

“Proses autopsi dimulai pukul 10.30 WIB dan selesai sekitar pukul 13.00 WIB. Kami lakukan pemeriksaan luar terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan bagian dalam,” terang dr. Suroto kepada sejumlah wartawan di lokasi.

Menurut keterangan dr. Suroto, dari hasil pemeriksaan awal diketahui bahwa korban memang sempat mengalami infeksi usus buntu, seperti yang sebelumnya disampaikan oleh pihak rumah sakit. Namun, dalam proses autopsi, tim forensik juga menemukan tanda-tanda peradangan di rongga perut.

“Kami temukan indikasi peradangan pada rongga perut korban. Semua temuan dan sample yang kami ambil ini akan di bawa untuk pemeriksaan lanjutan di RSUP Kepulauan Bangka Belitung. Di sana, kami akan menyelaraskan data medis sebelumnya dengan hasil autopsi hari ini,” jelas dr. Suroto.

Ia menambahkan, hasil akhir dari autopsi akan dituangkan dalam visum et repertum dan diperkirakan akan rampung dalam jangka waktu maksimal dua minggu. Visum inilah yang akan menjadi salah satu dasar penting dalam proses penyelidikan dugaan tindak pidana.

“Setelah hasil keluar dan seluruh data sudah terverifikasi, kami akan serahkan visum resmi kepada penyidik untuk proses hukum selanjutnya,” tutupnya.

Turut hadir dalam proses autopsi, paman korban, Doni Dinata, yang menyatakan harapannya agar hasil autopsi ini menjadi titik awal penegakan keadilan bagi keponakannya.

Ia mengaku pasrah namun juga ingin kejelasan penyebab meninggalnya sang keponakan yang diduga mengalami kekerasan atau perundungan di lingkungan sekolah.

Kasus dugaan bullying yang menimpa korban sebelumnya telah menyita perhatian luas dari masyarakat Bangka Selatan. Sejumlah pihak, termasuk Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, hingga kepolisian, telah turun tangan dalam penanganan kasus ini.

Autopsi menjadi salah satu langkah konkret untuk memastikan penyebab kematian korban tidak hanya berdasar asumsi, tetapi berlandaskan bukti ilmiah dan medis.

Pihak Polres Bangka Selatan menyatakan akan terus mengembangkan penyidikan berdasarkan hasil autopsi dan keterangan-keterangan yang telah dihimpun, baik dari keluarga korban, pihak sekolah, maupun saksi lainnya.

Dengan dimulainya proses autopsi ini, publik kini menaruh harapan besar pada institusi penegak hukum untuk mengungkap kebenaran dan memastikan keadilan ditegakkan, terutama dalam kasus yang menyangkut keselamatan dan masa depan anak-anak. (RI)

Baca juga  Gubernur Hidayat Arsani Dorong Pelabuhan Belinyu Jadi Gerbang Ekspor Utama

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!